ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN DAN GASTROENTERITIS
A.
Anatomi dan Fisiologi
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal
(mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi
untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap
zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak
dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan
(faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus.Sistem
pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan,
yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
a. Mulut
Merupakan suatu rongga
terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan.Mulut biasanya terletak di
kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang
berakhir di anus.
Mulut merupakan jalan
masuk untuk sistem pencernaan.Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput
lendir.Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah.
Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit.
Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri
dari berbagai macam bau.
Makanan dipotong-potong
oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham),
menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah
akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim
pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim
(misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung.
Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.
b. Tenggorokan
(Faring)
Merupakan penghubung
antara rongga mulut dan kerongkongan.Berasal dari bahasa yunani yaitu
Pharynk.Skema melintang mulut, hidung, faring, dan laring.Didalam lengkung
faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung
kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak
bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga
mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang
c. Kerongkongan
(Esofagus)
Kerongkongan adalah
tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan mengalir
dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui kerongkongan
dengan menggunakan proses peristaltik. Sering juga disebut esofagus(dari bahasa
Yunani: οiσω, oeso – “membawa”, dan έφαγον, phagus – “memakan”).Esofagus
bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang.Menurut histologi.Esofagus
dibagi menjadi tiga bagian:
-
bagian superior
(sebagian besar adalah otot rangka)
-
bagian tengah (campuran
otot rangka dan otot halus)
-
serta bagian inferior
(terutama terdiri dari otot halus).
d.
Lambung
Merupakan
organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai.Terdiri
dari 3 bagian yaitu : Kardia, Fundus, Antrum.Makanan masuk ke dalam lambung dari
kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan
menutup.Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung
ke dalam kerongkongan.Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang
berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel
yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting :
-
Lendir
Lendir
melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung.Setiap kelainan
pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada
terbentuknya tukak lambung.
-
Asam klorida (HCl)
Asam
klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna
memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang
terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
-
Prekursor pepsin (enzim
yang memecahkan protein)
e.
Usus halus (usus kecil)
Usus
halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di
antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut
zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir
(yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan
makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang
mencerna protein, gula dan lemak.Lapisan usus halus ; lapisan mukosa (sebelah
dalam), lapisan otot melingkar (M sirkuler), lapisan otot memanjang (M Longitidinal)
dan lapisan serosa (Sebelah Luar). Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu
usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan
(ileum).
-
Usus dua belas jari
(Duodenum)
Usus
dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak
setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum).Bagian usus dua
belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo
duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz.
Usus
dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus
seluruhnya oleh selaput peritoneum.pH usus dua belas jari yang normal berkisar
pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran
yaitu dari pankreas dan kantung empedu.Nama duodenum berasal dari bahasa Latin
duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari.
Lambung
melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan
bagian pertama dari usus halus.Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter
pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum
akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.
-
Usus Kosong (jejenum)
Usus
kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari
usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan
(ileum).Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2
meter adalah bagian usus kosong.Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan
dalam tubuh dengan mesenterium.
Permukaan
dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang
memperluas permukaan dari usus.Secara histologis dapat dibedakan dengan usus
dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner.Secara hitologis pula dapat
dibedakan dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak
Peyeri.Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara
makroskopis.Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti “lapar”
dalam bahasa Inggris modern.Arti aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus,
yang berarti “kosong”.
-
Usus Penyerapan
(illeum)
Usus
penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem
pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah
duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara
7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam
empedu.
f.
Usus Besar (Kolon)
Usus
besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan
rektum.Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.Usus besar terdiri
dari :Kolon asendens (kanan), Kolon transversum, Kolon desendens (kiri), Kolon
sigmoid (berhubungan dengan rektum). Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam
usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat
gizi.Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting,
seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus.Beberapa
penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri
didalam usus besar.Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan
dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.
g.
Usus Buntu (sekum)
Usus
buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”) dalam istilah anatomi adalah
suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak
dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis
reptil.Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora
eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan
oleh umbai cacing.
h.
Umbai Cacing (Appendix)
Umbai
cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu.Infeksi pada organ
ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing.Apendisitis yang parah dapat
menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau
peritonitis (infeksi rongga abdomen).Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau
dalam bahasa Inggris, vermiform appendix (atau hanya appendix) adalah hujung
buntu tabung yang menyambung dengan caecum.
Umbai
cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, Umbai
cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm.
Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda –
bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di
peritoneum.
i.
Rektum dan anus
Rektum
(Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”) adalah sebuah ruangan yang
berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus.
Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses.Biasanya rektum
ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon
desendens.Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka
timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum
karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang
menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi,
sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air
akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama,
konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
Orang
dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak
yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk
menunda BAB.
Anus
merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari
tubuh.Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya
dari usus.Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses
dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar – BAB), yang
merupakan fungsi utama anus.
DEFINISI
·
Gastroenteritis merupakan suatu peradangan yang
biasanya disebabkan baik oleh virus maupun bakteri pada traktus intestinal
(Guyton & Hall, 2006).
·
Gastroenteritis atau diare adalah defekasi encer
lebih dari tiga kali sehari dengan atau tanpa lendir dalam tinja. Diare akut
adalah diare yang timbul secara mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari
pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat (Mansjoer,dkk, 2000 dalam Wicaksono,
2011).
·
Gastroenteritis adalah buang air besar (defekasi)
dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan, dengan demikian kandungan
air pada tinja lebih banyak dari keadaan normal yakni 100-200 ml sekali
defekasi (Hendarwanto, 2003).
·
Menurut WHO (1980) gastroenteritis adalah
buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari.
·
Gastroenteritis ialah keadaan frekuensi
buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak
dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat bercampur
lendir dan darah (Ngastiyah, 1997).
·
Gastroentritis ( GE ) adalah peradangan
yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau
tanpa disertai muntah (Sowden,et all.1996).
·
Jadi, kesimpulannya, gastroenteritis
adalah peradangan pada lambung dan usus. Sedangkan diare adalah symtom dari
gastroenteritis.
ETIOLOGI
Penyebab diare dibagi dalam
beberapa factor yaitu:
1.
Infeksi
a.
Infeksi internal yaitu infeksi saluran pencernaan yang
merupakan penyebab utama pada anak yang disebabkan infeksi bakteri (E. Colli, Salmonella,Shigella, Vibrio dll)
parasit (protozoa:E. hystolitica , G. lamblia; cacing:Askaris, trikurus; Jamur
:kandida ) melalui fecal oral :makanan , minuman,yang tercemar tinja atau
kontak langsung dengan tinja penderita
b.
Infeksi parenteral yaitu infeksi dari bagian tubuh
lain di luar alat pencernaan seperti otitis media akut, tonsilofaringitis,
infeksi parasit : cacing,protozoa, jamur.keadaan ini terjadi pada bayi dan anak
umur dibawah 2 tahun.
2.
Malabsorsi
a.Mal
absorpsi kalbohidrat, disakarida ( intoleransi laktosa,
maltosa dan sukrosa).
Pada bayi dan anak-anak yang terpenting dan tersering adalah intoleransi
laktosa.
b. Mal absorpsi lemak
c. Mal
absorpsi protein
3.
Makanan
Makanan basi, baeracun, alergi terhadap makanan
4.
Psikologik
Rasa takut dan cemas walaupun jarang dapat menimbulkan
diare terutama pada anak yang telah besar.
·
Dan jika ditinjau dari sudut patofisiologisnya,
maka penyebab gastroenteritis akut (diare akut) ini dapat dibagi menjadi 2
golongan yaitu:
a. Diare Sekresi (secretory
diarrhoea), disebabkan oleh:
1) Infeksi virus, kuman-kuman
patogen dan apatogen:
a) Infeksi
bakteri misalnya Escherichia coli, Shigella dysentriae.
b) Infeksi virus misalnya
Rotavirus, Norwalk.
c) Infeksi
Parasit misalnya Entamoeba hystolitica, Giardiosis lambia.
2) Hiperperistaltik usus halus yang dapat
disebabkan oleh bahan-bahan kimia, makanan, gangguan psikis (ketakutan, gugup),
gangguan saraf, hawa dingin, alergi.
b. Diare Osmotik (Osmotic
diarrhoea), disebabkan oleh :
1) Malabsorbsi makanan
(karbohidrat, lemah, protein, vitamin dan mineral).
2) KKP (Kekurangan Kalori
Protein).
3) BBLR (Bayi Berat Badan Lahir Rendah) dan bayi
baru lahir. (Suharyono dkk.,1994 dalam Wicaksono, 2011).
Diare dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
·
Ditinjau dari ada atau tidaknya infeksi, diare
dibagi menjadi dua golongan:
a)
Diare infeksi spesifik : tifus dan para tifus,
staphilococcus disentri basiler, dan
Enterotolitis
nektrotikans.
b) Diare non spesifik : diare dietetis.
·
Ditinjau dari organ yang terkena infeksi diare :
a)
Diare infeksi enteral atau infeksi di usus,
misalnya: diare yang ditimbulkan
oleh bakteri, virus dan parasit.
b)
Diare infeksi parenteral atau diare akibat
infeksi dari luar usus, misalnya: diare
karena bronkhitis.
·
Ditinjau dari lama infeksi, diare dibagi menjadi
dua golongan yaitu:
a)
Diare akut
Diare yang terjadi karena infeksi usus yang
bersifat mendadak, berlangsung cepat dan berakhir dalam waktu 3 sampai 5 hari.
Hanya 25% sampai 30% pasien yang berakhir melebihi waktu 1 minggu dan hanya 5
sampai 15% yang berakhir dalam 14 hari.
b)
Diare kronik
diare kronik ádalah diare yang berlangsung 2
minggu atau lebih (Sunoto, 1990).
·
Berikut ini penjelasan berdasarkan tingkat
dehidrasinya, yaitu:
Klasifikasi
|
Tanda dan Gejala
|
Tak ada
dehidrasi
|
Tak ada
tanda dan gejala dehidrasi :
-
Keadaan umum baik,
sadar
-
Tanda vital (tekanan
darah, suhu, nadi, pernapasan) dalam batas normal
|
Dehidrasi
tak berat
|
Dua atau
lebih tanda-tanda berikut :
-
Gelisah, rewel
-
Mata cekung
-
Air mata kurang
-
Haus (minum banyak)
-
Mulut dan bibir
sedikit kering
-
Cubitan kulit perut
kembali lambat
-
Tangan dan kaki
hangat
|
Dehidrasi
berat
|
Dua atau
lebih tanda-tanda berikut :
-
Kondisi umum lemas
-
Kesadaran menurun –
tidak sadar
-
Mata cekung
-
Air mata tidak ada
-
Tidak mampu untuk
minum/minum lemah
-
Mulut dan bibir
kering
-
Cubitan kulit perut
kembali sangat lambat ( ≥ 2 detik)
-
Tangan dan kaki
dingin
|
PATOFISIOLOGI
Terlampir Gastroenteritis akut
ditandai dengan muntah dan diare berakibat kehilangan cairan dan elektrolit.
Penyebab utama gastroenteritis akut adalah virus (roba virus, adeno virus
enterik, norwalk virus serta parasit (blardia lambia) patogen ini menimbulkan
penyakit dengan menginfeksi sel-sel). Organisme ini menghasilkan enterotoksin
atau kritotoksin yang merusak sel atau melekat pada dinding usus pada
gastroenteritis akut. Usus halus adalah organ yang palilng banyak terkena.
Gastroenteritis akut
ditularkan melalui rute rektal, oral dari orang ke orang. Beberapa fasilitas
perawatan harian yang meningkatkan resiko gastroenteritas dapat pula merupakan
media penularan. Transpor aktif akibat rangsang toksin bakteri terhadap
elektrolit ka dalam usus halus. Sel intestinal mengalami iritasi dan
meningkatkan sekresi cairan dan elektrolit, mikroorganisme yang masuk akan
merusak sel mukosa intestinal sehingga akan menurunkan area permukaan
intestinal.
Perubahan kapasitas
intestinal dan terjadi gangguan absorpsi cairan dan elektrolit. Peradangan
dapat mengurangi kemampuan intestinal mengabsorpsi cairan dan elektrolit hal
ini terjadi pada sindrom mal absorpsi yang meningkatkan motilitas usus
intestinal. Meningkatnya motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal
merupakan gangguan dari absorbsi dan sekresi cairan dan elektroli yang
berlebihan. Cairan potasium dan dicarbonat berpindah dari rongga ekstra seluler
ke dalam tinja sehingga menyebabkan dehidrasi, kekurangan elektrolit dapat
terjadi asidosis metebolik.(Suriadi,2004: 83)
Iritasi usus oleh suatu patogen
mempengaruhi lapisan mukosa usus sehingga terjadi produk sekretonik termasuk
mukus. Iritasi mikroba juga mempengaruhi lapisan otot sehingga terjadi
peningkatan motiltas menyebabkan banyak air dan elektrolit terbuang, karena
waktu yang tersedia untuk penyerapan zat-zat tersebut di colon berkurang.
(Corwin,2000:321)
MANIFSETASI
KLINIS
a)
Diare yang berlangsung lama
(berhari-hari atau berminggu-minggu) baik secara menetap
atau berulang à panderita akan mengalami penurunan berat badan.
b)
BAB
kadang bercampur dengan darah.
c)
Tinja yang berbuih.
d) Konsistensi tinja tampak berlendir.
e)
Tinja dengan konsistensi encer bercampur
dengan lemak
f)
Penderita merasakan sekit perut.
g)
Rasa kembung.
h)
Kadang-kadang demam.
i)
Berat badan menurun
j)
Malaise
k)
Muntah (umumnya tidak lama)
l)
Membran mukosa kering
KOMPLIKASI
Dari komplikasi Gastroentritis,tingkat dehidrasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
- Dehidrasi berat, ketidakseimbangan elektrolit
- Syok hipovolemik yang terdekompensasi ( hipotensi, asidosis metabolik, perfusi sistemik buruk).
- Kejang demam
- Bakteremia
- Malnutrisi
- a. Dehidrasi ringan
- Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit kurang elastis, suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok.
- . Dehidrasi Sedang.
- Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit buruk, suara serak, penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam.
- c. Dehidrasi Berat.
- Kehilangan cairan 8 - 10 % dari bedrat badan dengan gambaran klinik seperti tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai sianosis.
- PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.
Pemeriksaan laboratorium.
a)
Pemeriksaan tinja.
b)
Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam
darah astrup,bila memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan analisa gas
darah atau astrup,bila memungkinkan.
c)
Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk
mengetahui pungsi ginjal.
d) Pemeriksaan
darah tepi lengkap (hemoglobin, hematokrit,leukosit)
e)
Pemeriksaan elisa untuk mendeteksi giardiasis
2.
Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum (EGD)
untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara kuantitatif,terutama dilakukan
pada penderita diare kronik.
3.
Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi,
kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak membantu untuk evaluasi diare akut
infeksi.
4.
foto X-Ray abdomen
D.
PENATALAKSANAAN
MEDIS
1.
Pemberian cairan.
2.
Diatetik : pemberian makanan dan minuman
khusus pada penderita dengan tujuan penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun
hal yang perlu diperhatikan :
a) Memberikan
asi.
b) Memberikan
bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin,
mineral dan makanan yang bersih.
c) Obat-obatan.
o Racecordil adalah Anti diare yang ideal
harus bekerja cepat, tidak menyebabkan konstipasi, mempunyai indeks terapeutik
yang tinggi, tidak mempunyai efek buruk terhadap sistem saraf pusat, dan yang
tak kalah penting, tidak menyebabkan ketergantungan.
o Loperamide merupakan golongan opioid yang
bekerja dengan cara emeperlambat motilitas saluran cerna dengan mempengaruhi
otot sirkuler dan longitudinal usus.
o Nifuroxazide adalah senyawa nitrofuran memiliki
efek bakterisidal terhadap Escherichia coli, Shigella dysenteriae,
Streptococcus, Staphylococcus dan Pseudomonas aeruginosa. Nifuroxazide bekerja
lokal pada saluran pencernaan.
o Dioctahedral smectite (DS), suatu aluminosilikat
nonsistemik berstruktur filitik, secara in vitro telah terbukti dapat melindungi
barrier mukosa usus dan menyerap toksin, bakteri, serta rotavirus.
Keterangan:
Pemberian cairan,pada klien Diare dengan memperhatikan derajat dehidrasinya dan keadaan umum.
Pemberian cairan,pada klien Diare dengan memperhatikan derajat dehidrasinya dan keadaan umum.
3.
cairan per oral.
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang,cairan diberikan peroral
berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na,Hco,Kal dan Glukosa,untuk Diare akut
diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan,atau sedang kadar natrium 50-60
Meq/I dapat dibuat sendiri (mengandung larutan garam dan gula ) atau air tajin
yang diberi gula dengan garam. Hal tersebut diatas adalah untuk pengobatan
dirumah sebelum dibawa kerumah sakit untuk mencegah dehidrasi lebih lanjut.
4.
Cairan parenteral
Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari berat
badan atau ringannya dehidrasi,yang diperhitungkan kehilangan cairan sesuai
dengan umur dan berat badannya.
DAFTAR PUSTAKA
·
Cecily Lynn betz & Linda
A.Gowden.2009. Buku Saku Keperawatan Pediatrik, ed.5. Jakarta : EGC
·
Marcellus simadibrata K, Daldiono.2009.
Ilmu Penyakit Dalam, materi gastroenteritis (diare akut). Jakarta : Interna
Publishing
·
Ngastiyah, 997, Perawatan Anak Sakit, EGC,
Jakarta
·
Price & Wilson 1995,
Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Buku 1,
Ed.4, EGC, Jakarta
·
Soeparman & Waspadji, 1990, Ilmu
Penyakit Dalam, Jilid I, Ed. Ke-3, BP FKUI, Jakarta.
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori dengan judul ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENCEMARAN DAN GASTROENTERITIS. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL https://sitisobariyah19.blogspot.com/2013/10/fisiologi-sistem-pencernaan-dan_12.html. Terima kasih!
Ditulis oleh:
Siti Sobariyah - Senin, 14 Oktober 2013
Belum ada komentar untuk "ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENCEMARAN DAN GASTROENTERITIS"
Posting Komentar