ANATAOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF
ASUHANA KEPERAWATAN PASIEN DENGAN VERTIGO
I.
ANATOMI DAN
FISIOLOGI SISTEM SYARAF
Sistem saraf adalah serangkaian
organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiriterutama dari jaringan
saraf.Sistem persarafan merupakan salah satu organ yang berfungsi
untuk menyelenggarakan kerjasama yang rapi dalam organisasi dan koordinasi
kegiatan tubuh.
Fungsi sistem saraf yaitu:
1.
Mendeteksi perubahan dan merasakan sensasi
2.
Menghantarkan informasi dari satu tempat ke tempat
yang lain
3.
Mengolah informasi sehingga dapat digunakan segera
atau menyimpannya untuk masamendatang sehingga menjadi jelas artinya pada
pikiran.
Sistem saraf dibedakan atas 2 divisi anatomi yaitu:
1.
Sistem saraf pusat (sentral), terbagi atas:
a.
Otak
b.
Sumsum tulang belakang(medula spinalis)
2 2. Sistem saraf perifer (tepi) terdiri atas:
a.
Divisi Aferen, membawa informasi ke SSP (memberitahu
SSP mengenai lingkunganeksternal dan aktivitas-aktivitas internal yg diatur
oleh SSP
b.
Divisi Eferen, informasi dari SSP disalurkan melalui
divisi eferen ke organ efektor (otot ataukelenjar yg melaksanakan perintah
untuk menimbulkan efek yg diinginkan), terbagi atas:-Sistem saraf somatik, yg
terdiri dari serat-serat neuron motorik yg mempersarafi otot-ototrangka-Sistem
saraf otonom, yg mempersarafi otot polos, otot jantung dan kelenjar, terbagi
atas:
·
Sistem saraf simpatis
·
Sistem saraf Parasimpatis
Neuron (sel Saraf)
·
Sistem saraf manusia mengandung lebih
dari 10 saraf atau neuron
·
Neuron merupakan unit structural dan
fungsional sistem saraf.
·
Sel saraf terdiri badan sel yang
didalamnya memiliki inti sel, nukleus, mitokondria, retikulum endoplasma, badan
golgi, diluarnya banyak terdapat dendrit, kemudian bagian yang
menjulur yang menempel pada badan sel yang di sebut akson
·
Dendrit menyediakan daerah yg luas untuk hubungan
dengan neuron lainnya. Dendritadalah serabut aferen karena menerima sinyal dari
neuron-neuron lain danmeneruskannya ke badan sel.
·
Pada akson terdapat selubung mielin,nodus ranvier,inti
sel Schwan,butiran neurotransmiter
·
Akson dengan cabang-cabangnya (kolateral), adalah
serabut eferen karena membawasinyal ke saraf-saraf otot dan sel-sel kelenjar.
Akson akan berakhir pada terminal saraf yg berisi vesikel-vesikel yg
mengandung neurotransmitter. Terminal inilah yg berhubungandengan badan sel,
dendrit atau akson neuron berikutya.
Sel saraf menurut bentuk dan fungsinya terbagi atas:
1. Sel saraf sensoris (neuron
aferen)
Bentuknya berbeda dari neuron aferen dan interneuron,
di ujung perifernya terdapat reseptor sensorik yang
menghasilkan potensial aksi sebagai respon terhadap rangsangan spesifik. Sel
saraf ini menghantarkan impuls (pesan) dari reseptor ke sistem saraf pusat,
dendritnya berhubungan dengan reseptor (penerima
rangsangan) dan ujung aksonnya berhubungan dengansel saraf asosiasi.
Klasifikasi
reseptor sensoris menurut jenis stimulusnya yaitu:
·
Mekanoreseptor mendeteksi stimulus mekanis seperti
nyeri,suara,raba
·
Termoreseptor mendeteksi perubahan temperatur seperti
panas dan dingin
·
Nosiseptor mendeteksi kerusakan jaringan baik
fisik maupun mekanik seperi nyeri
·
Elektromaknetik reseptor mendeteksi cahaya yang masuk
ke mata seperti warna,cahaya
·
Khemoreseptor mendeteksi pengecapan, penciuman, kadar
O2 dan CO2
2. Sel saraf motoris
Sel saraf ini mengirim impuls dari sistem saraf
pusat ke otot/skelet yang hasilnya berupatanggapan terhadap rangsangan. Badan
sel saraf berada di sistem saraf pusat dan dendritnya berhubungan dengan
akson sel saraf asosiasi dan aksonnya berhubungan dengan efektor(bagianmotoris
yang menghantarkan sinyal ke otot/skelet). Aktivitas sistem motoris tergantung
dari aktivitas neuron motoris pada medula spinalis. Inputyang masuk ke neuron
motorik menyebabkan 3 kegiatan dasar motorik yaitu:
·
Aktivitas volunter( di bawah kemauan)
·
Penyesuaian posisi untuk suatu gerakan tubuh yang
stabil
·
Koordinasi kerja dari berbagai otot untuk membuat
gerakan yang tepat dan mulus.
3. Sel saraf intermedit/Asosiasi
(Interneuron)
Ditemukan seluruhnya dalam SSP. Neuron ini
menghubungkan neuron sensorik dan motorik atau menyampaikan informasi ke
interneuron lainnya. Beberapa interneuron dalam otak terkaitdengan fungsi
berfikir, belajar dan mengingatSel saraf ini terbagi 2 yaitu:
·
Sel saraf ajustor yaitu menghubungkan sel saraf
sensoris dan motoris
·
Sel saraf konektor yaitu untuk menghubungkan neuron
yang satu dengan neuron yanglainnya.
Sel Neuroglial
Biasa
disebut glia yg merupaka sel penunjang tambahan pada SSP yg berfungsi sebagai
jaringanikatSel glial dapat
mengalami mitosis selama rentang kehidupannya dan bertanggungjawab
atasterjadinya tumor system saraf.
IMPULS SARAF
Terjadinya
impuls listrik pada saraf sama dengan impuls listrik yg dibangkitkan dalam
serabut otot.
Sebuah
neuron yg tdk membawa impuls dikatakan dalam keadaan polarisasi, dimana ion
Na+ lebih banyak diluar sel dan ion K+ dan ion negative lain lebih banyak dalam
selSuatu rangsangan (ex: neurotransmiter) membuat membrane lebih permeable
terhadap ion Na+ yang akan masuk ke dalam sel, keadaan ini menyebabkan depolarisasi
dimana sisi luar akan bermuatan negative dan sisi dalam
bermuatan positif. Segera setelah depolarisasi terjadi, membrane neuron menjadi
lbih permeable terhadap ion K+, yg akan segera keluar dari sel. Keadaan ini
memperbaiki muatan positif diluar sel dan muatannegatif di dalam sel, yg
disebut repolarisasi. Kemudian pompa atrium dan kalium mengmbalikan
Na+ keluar dan ion K+ ke dalam, dan neuron sekarang siap merespon stimulus lain
dan mengahantarkan impuls lain. Sebuah potensial aksi dalam merespon stimulus
berlangsung sangat cepat dan dapat di ukur dalam hitungan milidetik.
Sebuah
neuron tunggal mampu meghantarkan ratusan impuls setiap detik.
Impuls yang
diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan menyebabkanterjadinya
gerakan atau perubahan pada efektor. Gerakan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Gerak sadar
Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja
atau disadari.Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan
yang panjang. Bagannyaadalah sebagai berikut.
b. Gerak refleks
Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls
yangmenyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang sangat singkat dan
tidak melewatiotak. Bagannya sebagai berikut.
Contoh gerak refleks adalah sebagai berikut:
·
Terangkatnya kaki jika terinjak sesuatu
·
Gerakan menutup kelopak mata dengan cepat jika ada
benda asing yang masuk ke mata
·
Menutup hidung pada waktu mencium bau yang sangat
busuk
·
Gerakan tangan menangkap benda yang tiba-tiba terjatuh
·
Gerakan tangan melepaskan benda yang bersuhu tinggi
SISTEM SARAF PUSAT OTAK
Merupakan
alat tubuhyang sangat vital karena pusat pengatur untuk seluruh alat tubuh,
terletak di dalam rongga tengkorak (Kranium) yang dibungkus oleh selaput otak
yang kuat. Otak terdiri dari 3 bagian besar yaitu:
1. Otak Besar (serebrum)
Merupakan bagian terluas dan terbesar dari otak,
bentuk telur dan mengisi penuh bagian atasrongga tengkorak. Adapun fungsi
serebrum yaitu untuk pusat pengaturan semua aktivitas mentalyaitu berkenaan
dengan kepandaian (Intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, pusat menangis,
keinginan buang air besar maupun kecil.
Terdiri dari:
·
Lobus frontalis (depan), sebagai area motorik yg
membangkitkan impuls untuk pergerakan volunteer. Area motorik kiri mengatur
pergeakan sisi kanan tubuh dan sebalikya
·
Lobus oksipital (belakang), untuk pusat penglihatan
·
Lobus temporal (samping) untuk pusat pendengaran
·
Lobus parietal (tengah) untuk pusat pengatur kulit dan
otot terhadap panas, dingin,sentuhan,tekanan.Antara bagian tengah dan belakang
merupakan pusat perkembangan kecerdasan, ingatan, kemauan dan sikap
2. Batang otak (Truncus serebri)
Terdiri dari:
a. Diensephalon
Merupakan bagian batang otak paling atas, terdapat di
antara serebrum dan mesensephalon, Adapun fungsinya yaitu:
·
Vasokonstriksi yaitu mengecilkan pembuluh darah
·
Respiratori
·
Mengontrol kegiatan refleks
·
Membantu pekerjaan jantung.
b. Mesensephalon (Otak tengah)
Terletak diantara pons dan Diensephalon. Di depan otak
tengah ada talamus dan hipotalamus, fungsinya:
·
Menjaga tetap tegak dan mempertahankan keseimbangan
·
Membantu pigmen mata dan mengangkat kelopak mata
·
Memutar mata dan pusat pergerakan mata
c. Pons varoli
Terletak antara Medula oblongata dan mesensephalon,
adapun fungsinya:
·
Penghubung antara serebrum dan medula oblongata
·
Pencernaan Pusat saraf N. Trigeminus, N.
Optalmicus, N. Maxillaris dan N. Mandibularis
d. Medula oblongata
Merupakan bagian otak paling bawah, menghubungkan pons
varoli dengan medulaspinalis, Adapun fungsinya yaitu:
·
Mengontrol kerja jantung
·
Vasokonstriksi
·
Pusat pernafasan
·
Mengontrol kegiatan refleks
3. Otak kecil (Serebelum)
Terletak di bagian bawah dan belakang tengkorak
dipisahkan dengan cerebrum,diatas medulaoblangata, Adapun fungsinya yaitu :
·
Pusat keseimbangan
·
Mengkoordinasi dan mengendalikan ketepatan gerakan
otot dgn baik
·
Menghantarkan impuls dari otot-otot bagian kiri dan
kanan tubuh
Talamus
Pusat pengatur sensoris untuk serabut aferen dari
medula spinalis ke serebrum
Hipotalamus
·
Berperan penting dalam pengendalian aktivitas SSO yg
melakukan fungsi vegetative penting untuk kehidupan seperti pengaturan
frekuensi jantung, TD, Suhu tubuh, keseimbangan air, selera makan, saluran
pencernaan dan aktivitas seksual
·
Sebagai pusat otak untuk emosi seperti kesenangan,
nyeri, kegembiraan dan kemarahan.
·
Memproduksi hormone yg mengatur pelepasan atau
inhibisi hormion kelenjar hipofisis,sehingga mempengaruhi keseluruhan system
endokrin.
SUMSUM TULANG BELAKANG (Medulla Spinalis)
Merupakan bagian SSP yang terletak
di dalam canalis cervikalis bersama ganglion radix posyang terdapat pada setiap
toramen intervertebralis terletak berpasangan kiri dan kananFungsi sumsum
tulang belakang adalah:
a.
Penghubung impuls dari dan ke otak
b.
Memungkinkan jalan terpendek pada gerak refleks
c.
Organ ini mengurus persyarafan tubuh,anggota badan dan
bagian kepala
Cairan
serebrospinal
·
Terdapat pd ruang subaraknoid yang mengisi ventrikel
dalam otak yang terletak antara araknoid dan piameter
·
Lapisan pelindung otak (piameter, araknoid dan
durameter)
·
Menyerupai plasma dan cairan interstisial tp tdk
mengandung protein. Yang fungsinya sebagai bantalan untuk jaringan lunak otak
dan medulla spinalis. Sebagai media pertukaran nutrient dan zat buangan antara
darah dan otak serta medulla spinalis.
SISTEM SARAF TEPI (Perifer)
Sistem saraf
perifer mempunyai 2 subdivisi fungsional utama yaitu sistem somatik
danotonom.Eferen somatik dipengaruhi oleh kesadaran yang mengatur fungsi-fungsi
seperti kontraksi
otot untuk memindahkan suatu benda, sedangkan sistem otonom tidak dipengaruhi
oleh kesadaran dalam mengatur kebutuhan tubuh sehari-hari, sistem saraf otonom
terutama terdiri atassaraf motorik visera (eferen) yang menginversi otot polos
organ visera, otot jantung, pembuluh darah dan kelenjar eksokrin. Sistem saraf
tepi terdiri dari 12 pasang saraf serabut otak ( saraf cranial ) yang terdiri
dari 3 pasang saraf sensorik, 5 pasangsaraf motorik dan 4 pasang saraf
gabungan. 31 pasang saraf sumsum tulang belakang ( saraf spinal ) yang terdiri
dari 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf
pinggang, 5 pasang saraf pinggul dan 1 pasang saraf ekor.
SISTEM SARAF TAK SADAR ( OTONOM
)
Sistem saraf
otonom bersama-sama dengan sistem endokrin mengkoordinasi pengaturan dan
integrasi fungsi-fungsi tubuh. Sistem saraf mengirimkan sinyal pada jaringan
targetnya melalui transmisi impuls listrik secaracepat melalui serabut-serabut
saraf yang berakhir pada organ efektor dan efek khusus akan timbul sebagai
akibat pelepasan substansi neuromediator (Neurotransmiter). Neurotransmitor
adalah suatu penandaan kimiawi antar sel yang berfungsi sebagai komunikasiantar
sel saraf dan antara sel saraf dengan organ efektor. Neurotransmiter adalah
senyawa yang disintesa, disimpan dalam saraf tempat dia bekerja, sekresinya bergantung
pada adanya ionkalsium dan diatur melalui fosforilasi protein sinapsis.
Menyebar secara cepat sepanjang celah sinaps antara ujung neuron dan berikatan
dengan reseptor spesifik pada sel target (pasca sinaps). Adapun jenis-jenis
neurotransmiter yaitu:
1.
AcetylcolinBersifat inhibisi melalui susunan saraf
parasimpatis
2.
Norepinefrin dan epinefrinBersifat inhibisi melalui
susunan saraf simpatis
3.
Dopamin terdapat di ganglia otonom dan bagian otak
seperti substansi nigra, dopamin menyebabkan vasodilatasi, relaksasi saluran
cerna, meningkatkan sekresi kelenjar ludah (salivas) dan sekresiinsulin.
4.
SerotoninTerdapat di saluran cerna,di ssp yaitu di
medula spinalis dan hipotalamus, fungsinya menghambat impuls nyeri dan mengatur
perasaan seseorang.
5.
Asam gamma aminobutirat (GABA) bersifat inhibisi pada
otak, medulla spinalis dan retina, berperan dalam mekanisme kerja obat
hipnotif-sedatif dan psikotropik pada penyakit epilepsi
6.
Histamin
7.
Prostaglandin
8.
Asam glutamate
SSO memiliki 2 devisi yaitu
sistem simpatis dan sistem parasimpatis.
1. Saraf
simpatis berasal dari area toraks dan lumbal pada medula spinalis, memiliki
neurotransmiter norefinefrin/Adrenalin sehingga disebut juga saraf adrenergik,
fungsinya mempertahankan derajat keaktifan (menjaga tonus vaskuler), memberi
respon pada situasi stres seperti trauma, ketakutan,
hipoglikemi, kediginanan, latihan.
2. Saraf
parasimpatis berasal dari area otak dan sakral pada medula spinalis,
neurotransmiternya yaitu asetilkolin sehingga disebut juga saraf kolinergik,
fungsinya menjaga fungsi tubuh esensial seperti proses dan pengurangan zat-zat
sisa.
DAFTAR ISTILAH
·
Neuron : Sel saraf mengandung prosesus yang sangat
banyak yang disebut serabut saraf
·
Saraf: kumpulan
prosesus sel saraf(serabut) yang terletak di luar SSP
·
Ganglion: kumpulan badan sel neuron yang terletak di
bagian luar SSP dalam saraf perifer
·
Akson: Suatu prosesus tunggal,lebih tipis dan panjang
dari dendrit
·
Dendrit: Perpanjangan sitoplasma yang biasanya
berganda dan pendek,serta berfungsiuntuk menghantar impuls ke sel tubuh
·
Aferen: Neuron yang membawa informasi dari perifer ke
SSP
·
Eferen: Neuron yang membawa sinyal dari otak dan
medula spinalis ke jaringan tepi
·
Neurotransmiter: Substansi kimia khusus yang sebagai
penghubung komunikasi antar sel saraf dan antara sel saraf dengan efektor
·
Sinaps: Penghubung tempat berlangsungnya pemindahan
impuls dari ujung akson suatuneuron ke neuron lain /ke otot/ kelenjar
·
Potensial aksi: depolarisasi yg diikuti oleh
repolarisasi
II. VERTIGO
A.
Pengertian
Perkataan vertigo berasal dari bahasa Yunani vertere
yang artinya memutar. Pengertian vertigo adalah : sensasi gerakan atau rasa
gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya, dapat disertai gejala lain,
terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan alat keseimbangan tubuh. Vertigo mungkin bukan hanya terdiri dari satu
gejala pusing saja, melainkan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari
gejala somatic (nistagmus, unstable), otonomik (pucat, peluh dingin,mual,
muntah) dan pusing.
Vertigo
adalah perasaan yang abnormal, mengenai adanya gerakan penderita sekitarnya
atau sekitarnya terhadap penderita; tiba-tiba semuanya serasa berputar atau
bergerak naik turun dihadapannya. Keadaan ini sering disusul dengan
muntah-muntah, bekringat, dan kolaps. Tetapi tidak pernah kehilangan kesadaran.
Sering kali disertai gejala-gejala penyakit telinga lainnya.
Vertigo dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk gangguan keseimbangan atau
gangguan orientasi di ruangan. Banyak system atau organ tubuh yang ikut
terlibat dalam mengatur dan mempertahankan keseimbangan tubuh kita.
Keseimbangan diatur oleh integrasi berbagai sistem diantaranya sistem
vestibular, system visual dan system somato sensorik ( propioseptik). Untuk
memperetahankan keseimbangan diruangan, maka sedikitnya 2 dari 3 sistem system
tersebut diatas harus difungsikan dengan baik. Pada vertigo, penderita merasa atau
melihat lingkunganya bergerak atau dirinya bergerak terhadap lingkungannya.
Gerakan yang dialami biasanya berputar namun kadang berbentuk linier seperti
mau jatuh atau rasa ditarik menjauhi bidang vertikal. Pada penderita vertigo kadang-kadang dapat kita saksikan
adanya nistagmus. Nistagmus yaitu gerak ritmik yang involunter dari pada bolamata. (Lumban Tobing.
S.M, 2003)
B.
Etiologi
1)
Penyakit Sistem
Vestibuler Perifer :
a. Telinga bagian luar : serumen, benda asing.
b. Telinga bagian tengah: retraksi membran timpani, otitis media purulenta
akuta, otitis media dengan efusi, labirintitis, kolesteatoma, rudapaksa dengan
perdarahan.
c. Telinga bagian dalam: labirintitis akuta toksika, trauma, serangan
vaskular, alergi, hidrops labirin (morbus Meniere ), mabuk gerakan, vertigo
postural.
d. Nervus VIII. : infeksi, trauma, tumor.
e. Inti Vestibularis: infeksi, trauma, perdarahan, trombosis arteria serebeli
posterior inferior, tumor, sklerosis multipleks.
2)
Penyakit Sistem
Saraf Pusat
a. Hipoksia Iskemia otak. : Hipertensi kronis, arterios-klerosis, anemia,
hipertensi kardiovaskular, fibrilasi atrium paroksismal, stenosis dan
insufisiensi aorta, sindrom sinus karotis, sinkop, hipotensi ortostatik, blok
jantung.\
b. Infeksi : meningitis, ensefalitis, abses, lues.
c. Trauma kepala/ labirin.
d. Tumor.
e. Migren.
f. Epilepsi
3)
Kelainan
endokrin: hipotiroid, hipoglikemi, hipoparatiroid, tumor medulla adrenal,
keadaan menstruasi-hamil-menopause.
4)
Kelainan
psikiatrik: depresi, neurosa cemas, sindrom hiperventilasi, fobia.
5)
Kelainan mata:
kelainan proprioseptik.
6)
Intoksikasi.
C.
Patofisiologi
Jaringan saraf yang
terkait dalam proses timbulnya sindrom vertigo:
Reseptor alat keseimbangan tubuh yang berperan dalam proses transduksi yaitu mengubah rangsangan menjadi
bioelektrokimia:
-
Reseptor mekanis divestibulum
- Resptor cahaya
diretina
-
Resptor mekanis dikulit,
otot dan persendian (propioseptik)
Saraf aferen, berperan dalam
transmisi menghantarkan impuls ke pusat keseimbangan di otak:
-
Saraf vestibularis
-
Saraf optikus
-
Saraf spinovestibulosrebelaris.
Pusat-pusat
keseimbangan, berperan dalam proses modulasi, komparasi, integrasi/koordinasi
dan persepsi: intivestibularis, serebelum, kortex serebri, hypotalamusi,
inti akulomotorius, formarsio retikularis
Dalam kondisi
fisiologi/normal, informasi yang tiba dipusat integrasi alat keseimbangan tubuh
yang berasal dariresptor vestibular, visual dan propioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan,
jika semuanya sinkron dan wajar akan diproses lebih lanjut secara wajar untuk
direspon. Respon yang muncul beberapa penyesuaian dari otot-otot mata dan
penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi
kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitarnya. Tidak ada tanda dan gejala
kegawatan (alarm reaction) dalam bentuk vertigo dan gejala dari jaringan otonomik.
Namun jika kondisi
tidak normal/tidak fisiologis dari fungsi alat keseimbangan tubuh dibagian tepi
atau sentral maupun rangsangan gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses
pengolahan informasi yang wajar tidak berlangsung dan muncul tanda-tanda
kegawatan dalam bentuk vertigo dan gejala dari jaringan otonomik. Di
samping itu respon penyesuaian otot-otot menjadi tidak adekvat sehingga muncul
gerakan abnormal dari mata disebut nistagnus.
D. Manifestasi Klinik
-
Vertigo Sentral
Gejala yang khas bagi gangguan di batang otak misalnya diplopia, paratesia, perubahan
serisibilitas dan fungsi motorik. Biasanya pasien mengeluh lemah, gangguan
koordinasi, kesulitan dalam gerak supinasi dan pronasi tanyanye secara
berturut-turut (dysdiadochokinesia),
gangguan berjalan dan gangguan kaseimbangan. Percobaan tunjuk hidung yaitu
pasien disuruh menunjuk jari pemeriksa dan kemudian menunjuk hidungnya maka
akan dilakukan dengan buruk dan terlihat adanya ataksia. Namun pada pasien
dengan vertigo perifer dapat melakukan percobaan tunjuk
hidung sacara normal. Penyebab vaskuler labih sering ditemukan dan mencakup
insufisiensi vaskuler berulang, TIA dan strok. Contoh gangguan disentral
(batang otak, serebelum) yang dapat menyebabkan vertigo adalah iskemia batang otak, tumor difossa posterior, migren basiler.
-
Vertigo perifer
Lamanya vertigo berlangsung:
a.
Episode (Serangan ) vertigo yang berlangsung beberapa detik.
Vertigo perifer paling sering disebabkan oleh vertigo posisional berigna (VPB). Pencetusnya
adalah perubahan posisi kepala misalnya berguling sewaktu tidur atau menengadah
mengambil barang dirak yang lebih tinggi. Vertigoberlangsung
beberapa detik kemudian mereda. Penyebab vertigo posisional berigna adalah
trauma kepala, pembedahan ditelinga atau oleh neuronitis vestibular
prognosisnya baik gejala akan menghilang spontan.
b.
Episode Vertigo yang berlangsung beberapa menit atau
jam.
Dapat dijumpai pada penyakit meniere atau vestibulopati berulang. Penyakit meniere mempunyai
trias gejala yaitu ketajaman pendengaran menurun (tuli), vertigo dan tinitus.
Usia penderita biasanya 30-60 tahun pada permulaan munculnya penyakit.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan penurunaan pendengaran
dan kesulitan dalam berjalan “Tandem” dengan mata tertutup. Berjalan
tandem yaitu berjalan dengan telapak kaki lurus kedepan, jika menapak tumit
kaki yang satu menyentuh jari kaki lainnya dan membentuk garis lurus kedepan.
Sedangkan pemeriksaan elektronistagmografi sering memberi bukti bahwa terdapat
penurunan fungsi vertibular
perifer. Perjalanan yang khas dari penyakit meniere ialah terdapat kelompok
serangan vertigo yang diselingi oleh masa remisi.
Terdapat kemungkinan bahwa penyakit akhirnya berhenti tidak kambuh lagi pada
sebagian terbesar penderitanya dan meninggalkan cacat pendengaran berupa tuli
dan timitus dan sewaktu penderita mengalami disekuilibriu (gangguan
keseimbangan) namun bukan vertigo.
Penderita sifilis stadium 2 atau 3 awal mungkin mengalami
gejala yang serupa dengan penyakit meniere jadi kita harus memeriksa
kemungkinana sifilis pada setiap penderi penyakit meniere.
c.
Serangan Vertigo yang berlangsung beberapa hari sampai
beberapa minggu.
Neuronitis vestibular
merupakan kelainan yang sering dijumpai pada penyakit ini mulanya vertigo, nausea, dan muntah
yang menyertainya ialah mendadak. Gejala ini berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu.
Sering penderita merasa lebih lega namun tidak bebas sama sekali dari gejala
bila ia berbaring diam.
E. Klasifikasi
Berdasarkan
gejala klinisnya, vertigo dapat dibagi atas beberapa kelompok :
1. Vertigo
paroksismal
Yaitu vertigo yang
serangannya datang mendadak, berlangsung beberapa menit atau hari, kemudian
menghilang sempurna; tetapi suatu ketika serangan tersebut dapat muncul lagi.
Di antara serangan, penderita sama sekali bebas keluhan. Vertigo jenis ini
dibedakan menjadi :
o
Yang disertai keluhan telinga :
Termasuk kelompok ini
adalah : Morbus Meniere, Arakhnoiditis pontoserebelaris, Sindrom Lermoyes,
Sindrom Cogan, tumor fossa cranii posterior, kelainan gigi/ odontogen.
o
Yang tanpa disertai keluhan telinga :
Termasuk di sini adalah
: Serangan iskemi sepintas arteria vertebrobasilaris, Epilepsi, Migren
ekuivalen, Vertigo pada anak (Vertigo de L'enfance), Labirin picu (trigger
labyrinth).
o
Yang timbulnya dipengaruhi oleh
perubahan posisi :
Termasuk di sini adalah
: Vertigo posisional paroksismal laten, Vertigo posisional paroksismal benigna.
2.
Vertigo kronis
Yaitu vertigo yang
menetap, keluhannya konstan tanpa (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 47)
serangan akut, dibedakan menjadi:
o
Yang disertai keluhan telinga : Otitis
media kronika, meningitis Tb, labirintitis kronis, Lues serebri, lesi labirin
akibat bahan ototoksik, tumor serebelopontin.
o
Tanpa keluhan telinga : Kontusio
serebri, ensefalitis pontis, sindrom pasca komosio, pelagra, siringobulbi,
hipoglikemi, sklerosis multipel, kelainan okuler, intoksikasi obat, kelainan
psikis, kelainan kardiovaskuler, kelainan endokrin.
3.
Vertigo yang dipengaruhi posisi :
Hipotensi ortostatik, Vertigo servikalis.
Vertigo yang
serangannya mendadak/akut, kemudian berangsur-angsur mengurang, dibedakan
menjadi :
o
Disertai keluhan telinga : Trauma
labirin, herpes zoster otikus, labirintitis akuta, perdarahan labirin, neuritis
n.VIII, cedera pada auditiva interna/arteria vestibulokoklearis.
o
Tanpa keluhan telinga : Neuronitis
vestibularis, sindrom arteria vestibularis anterior, ensefalitis vestibularis,
vertigo epidemika, sklerosis multipleks, hematobulbi, sumbatan arteria serebeli
inferior posterior.
Ada pula yang membagi
vertigo menjadi :
1)
Vertigo Vestibuler: akibat kelainan
sistem vestibuler.
2)
Vertigo Non Vestibuler: akibat kelainan
sistem somatosensorik dan visual.
F.
Komplikasi
Komplikasi
penyakit vertigo ini biasanya adalah penyakit meniere, trauma telinga dan
labirimitis, epidemic atau akibat otitis media kronika. Vertigo juga dapat
disebabkan karena penyakit pada saraf akustikus serebelum atau sistem
kardiovaskuler.
G.
Pemeriksaan
Penunjang
(1) Pemeriksaan
fisik :
-
Pemeriksaan mata
-
Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh
-
Pemeriksaan neurologic
-
Pemeriksaan otologik
- Pemeriksaan
fisik umum.
(2) Pemeriksaan
khusus :
- ENG
Pemeriksaan elektronistagmografi (ENG) menunjukkan penyembuhan total
pada beberapa penyakit namun pada sebagian besar penderita didapatkan gangguan
vertibular berbagai tingkatan. Kadang terdapat pula vertigo posisional benigna. Pada
penderita dengan serangan vertigo mendadak harus ditelusuri kemungkinan
stroke serebelar. Nistagmus yang bersifat sentral tidak
berkurang jika dilakukan viksasi visual yaitu mata memandang satu benda yang
tidak bergerak dannigtamus dapat
berubah arah bila arah pandangan berubah. Pada nistagmus perifer, nigtagmus akan berkurang bila kita menfiksasi
pandangan kita suatu benda contoh penyebab vetigo oleh gangguan system vestibular perifer yaitu mabok kendaraan, penyakit meniere, vertigo pasca trauma
- Audiometri
dan BAEP
Prinsip pemeriksaannya
adalah bermacam-macam frekuensi dan intensitas suara (dB) ditransfer melalui headset atau bone conducter ke
telinga atau mastoid dan batasan intensitas suara (dB) pasien yang tidak dapat
didengar lagi dicatat, melalui program computer atau diplot secara manual pada
kertas grafik.
- Psikiatrik
(3) Pemeriksaan
tambahan :
-
Laboratorium
-
Radiologik dan Imaging
-
EEG
-
EMG
Pemunculan unit motor pada rekaman otot yang paralisis dapat dipakai
sebagai bukti bahwa beberapa saraf masih berfungsi dan intak (lolos dari
kerusakan atau mengalami regenerasi), meskipun kontraksi tidak tampak. EMG juga
terbukti merupakan alat yang bernilai dalam riset fungsi
otot. Meskipun EMG menggambarkan aktivitas motoneuron, ia hanya
memberi gambaran yang relatif kasar terhadap fungsinya.
-
EKG.
H. Penatalaksaan
Medis
Terapi
menurut (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 48) :
Terdiri
dari :
1)
Terapi kausal
Kebanyakan kasus vertigo tidak
diketahui penyebabnya, walaupun demikian bilamana penyebab dapat ditemukan maka
terapi kausal merupakan pilihan utama.
2)
Terapi simtomatik
Terapi simtomatik ditujukan pada
dua gejala utama, yaitu rasa vertigo (berputar, melayang) dan gejala otonom
(mual,muntah). Gejala tersebut timbul paling berat pada vertigo vestibular fase
akut dan biasanya akan menghilang dalam beberapa hari berkat adanya mekanisme
kompensasi sentral. Namun karena pada fase ini pasien biasanya merasa cemas dan
menderita maka perlu diberikan obat simtomatik.
Oleh karena obat-obat supresan vestibular dapat menghalangi mekanisme kompensasi sentral, maka pemberiannya secukupnya saja untuk mengurangi gejala, tujuannya agar pasien dapat segera dimobilisasi untuk melakukan latihan rehabilitasi
Pemilihan obat-obat anti vertigo tergantung pada efek obat bersangkutan, beratnya vertigo dan fasenya. Misalnya pada fase akut dapat diberikan obat gololonga tranquilizer untuk menghilangkan rasa cemas, antiemetic di samping antivertigo lain
Oleh karena obat-obat supresan vestibular dapat menghalangi mekanisme kompensasi sentral, maka pemberiannya secukupnya saja untuk mengurangi gejala, tujuannya agar pasien dapat segera dimobilisasi untuk melakukan latihan rehabilitasi
Pemilihan obat-obat anti vertigo tergantung pada efek obat bersangkutan, beratnya vertigo dan fasenya. Misalnya pada fase akut dapat diberikan obat gololonga tranquilizer untuk menghilangkan rasa cemas, antiemetic di samping antivertigo lain
3)
Terapi rehabilitatif.
Tujuan terapi reabilitatif adalah
untuk menimbulkan dan meningkatkan kompensasi sentral dan habituasi pada pasien
dengan gangguan vestibular. Mekanisme
kerja terapi ini adalah melalui :
a.
Subsitiusi sentral oleh system visual
dan somatosensori untuk fungsi vestibular yang terganggu
b.
Mengaktifkan kendali pada tonus inti
vestibular oleh serebelum, system visual dan somatosensori
c.
Menimbulkan habituasi, yaitu
berkurangnya respon terhadap stimulasi sensorik yang diberikan berulang-ulang.
Untuk terapi rehabilitative ini
kepada penderita vertigo diberikan latihan yang disebut latihan vestibular :
a) Metoda
Brandt-Daroff
Latihan vestibular untuk pengobatan
Benign Paroxysmal Positional Vertigo
Caranya : Pasien duduk tegak di tepi tempat tidur
dengan kaki tergantung. Lalu tutup kedua mata dan berbaring dengan cepat pada
salah satu sisi tubuh selama 30 detik, kemudian duduk tegak kembali. Setelah 30
detik baringkan tubuh ke sisi lain dengan cara yang sama, tunggu selama 30
detik, setelah itu duduk tegak kembali.
Lakukan latihan ini 5 kali pada
pagi hari, dan 5 kali pada malam hari sampai 2 hari berturut-turut tidak timbul
vertigo lagi
Untuk penderita gangguan vestibular
lain selain BPPV, setelah fase akut, dimana rasa mual dan muntah sudah
menghilang diberikan latihan vestibular lain, diantaranya:
b) Latihan
Visual-Vestibular
(1)
Pasien yang masih harus berbaring
o Melirik
ke atas, bawah, samping kiri, kanan, selanjutnya gerakan serupa sambil menatap
jari yang digerakkan pada jarak 30 cm, mula-mula gerakan lambat makin lama makin
cepat.
o Gerakkan
kepala fleksi dan ekstensi makin lama makin cepat. Lalu diulang dengan mata
tertutup. Setelah itu gerakkan kepala ke kiri dan ke kanan dengan urutan yang
sama,
(2)
Untuk pasien yang sudah bisa duduk
o Gerakkan
kepala dengna cepat ke atas dan bawah seperti sedang mengangguk sebanyak 5
kali, lalu tunggu 10 detik atau lebih lama sampai vertigo menghilang. Ulang
latihan tersebut sebanyak 3 kali
o Gerakkan
kepala menatap ke kiri/kanan atas selama 30 detik, kembali ke posisi biasa
selama 30 detik, lalu menatap ke atas sisi lain selama 30 detik dan seterusnya.
Ulangi latihan sebanyak 3 kali
o Sambil
duduk membungkuk dan mengambil benda yang diletakkan di lantai
(3)
Untuk pasien yang sudah bisa
berdiri/berjalan
·
Sambil berdiri gerakkan mata, kepala
seperti pada latihan 1a, 1b, 2a, 2b
·
Duduk di kursi lalu berdiri dengan mata
terbuka dan menutup
·
Latihan Berjalan (Gait Exercise)
o Jalan
menyeberang ruangan dengan mata terbuka dan tertutup bergantian
o Berjalan
tandem dengan mata terbuka dan tertutup bergantian. Lalu jalan tandem dengan
kepala menghadap ke atas
o Jalan
turun naik pada lantai miring atau undakan dengan mata dan tertutup bergantian.
o Jalan
mengelilingi seseorang sambil saling melempar bola dengannya
o Psysical
conditioning dengan melakukan olah raga bowling, basket, jogging, rowlin.
I Legal
Etik dan Isu Keperawatan Yang Berkembang Saat Ini
1)
Isu Aspek Legal
Telenursing akan
berkaitan dengan isu aspek legal, peraturan etik dan kerahasiaan pasien sama
seperti telehealthsecara keseluruhan. Di banyak negara, dan di beberapa
negara bagian di Amerika Serikat khususnya praktek telenursing dilarang
(perawat yang online sebagai koordinator harus memiliki lisensi di setiap
resindesi negara bagian dan pasien yang menerima telecare harus
bersifat lokal) guna menghindari malpraktek perawat antar negara bagian. Isu
legal aspek seperti akontabilitas dan malprakatek, dsb dalam kaitan telenursing
masih dalam perdebatan dan sulit pemecahannya.
Dalam memberikan asuhan
keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan kebijakan umum kesehatan
(terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar operasi prosedur, etik dan
profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang
diberikan. Kegiatan telenursing mesti terintegrasi dengan startegi
dan kebijakan pengembangan praktek keperawatan, penyediaan pelayanan asuhan
keperawatan, dan sistem pendidikan dan pelatihan keperawatan yang menggunakan
model informasi kesehatan/berbasis internet.
Perawat memiliki
komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi dan kerahasiaan
pasien sesuai kode etik keperawatan. Beberapa hal terkait dengan isu ini, yang
secara fundamental mesti dilakukan dalam penerapan tehnologi dalam bidang
kesehatan dalam merawat pasien adalah :
1)
Jaminan kerahasiaan dan jaminan
pelayanan dari informasi kesehatan yang diberikan harus tetap terjaga
2)
Pasien yang mendapatkan intervensi
melalui telehealth harus
3)
diinformasikan potensial resiko (seperti
keterbatasan jaminan kerahasiaan informasi, melalui internet atau telepon) dan
keuntungannya
4)
Diseminasi data pasien seperti
identifikasi pasien (suara, gambar) dapat dikontrol dengan
membuat informed consent (pernyataan persetujuan) lewat email
5)
Individu yang menyalahgunakan
kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan penyalah gunaan informasi dapat
dikenakan hukuman/legal aspek.
Trend Keperawatan
Medikal Bedah dan Implikasinya di Indonesia
Perkembangan
trend keperawatan medikal bedah di Indonesia terjadi dalam berbagai bidang yang
meliputi:
a)
Telenursing (Pelayanan Asuhan
Keperawatan Jarak Jauh)
Menurut Martono,
telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) adalah upaya penggunaan
tehnologi informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian
pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan
pasien, atau antara beberapa perawat. Keuntungan dari teknologi ini yaitu
mengurangi biaya kesehatan, jangkauan tanpa batas akan layanan kesehatan,
mengurangi kunjungan dan masa hari rawat, meningkatkan pelayanan pasien sakit
kronis, mengembangkan model pendidikan keperawatan berbasis multimedia
(Britton, Keehner, Still & Walden 1999). Tetapi sistem ini justru akan
mengurangi intensitas interaksi antara perawat dan klien dalam menjalin
hubungan terapieutik sehingga konsep perawatan secara holistik akan sedikit tersentuh
oleh ners. Sistem ini baru diterapkan dibeberapa rumah sakit di Indonesia,
seperti di Rumah Sakit Internasional. Hal ini disebabkan karena kurang
meratanya penguasaan teknik informasi oleh tenaga keperawatan serta sarana
prasarana yang masih belum memadai.
Telenursing (pelayanan
Asuhan keperawatan jarak jauh) adalah penggunaan tehnologi komunikasi dalam
keperawatan untuk memenuhi asuhan keperawatan kepada klien. Yang menggunakan
saluran elektromagnetik (gelombang magnetik, radio dan optik) dalam menstransmisikan
signal komunikasi suara, data dan video. Atau dapat pula di definisikan sebagai
komunikasi jarak jauh, menggunakan transmisi elektrik dan optik, antar manusia
dan atau computer
Telenursing (pelayanan
asuhan keperawatan jarak jauh) adalah upaya penggunaan tehnologi informasi
dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana
ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara
beberapa perawat. Sebagai bagian dari telehealth, dan beberapa bagian terkait
dengan aplikasi bidang medis dan non-medis, seperti telediagnosis,
telekonsultasi dan telemonitoring.
Telenursing diartikan
sebagai pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan
keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini, menggunakan teknologi satelit
untuk menyiarkan konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara
dan memakai peralatan video conference (bagian integral dari telemedicine atau
telehealth).
Legal adalah sesuat yang di anggap sah oleh hukum dan undang-undang
(Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Etik
Kesepakatan tentang praktik moral,
keyakinan, sistem nilai, standar perilaku individu dan atau kelompok tentang
penilaian terhadap apa yang benar dan apa yang salah, mana yang baik dan mana
yang buruk, apa yang merupakan kebajikan dan apa yang merupakan kejahatan, apa
yang dikendaki dan apa yang ditolak
Etika Keperawatan
Kesepakatan/peraturan tentang
penerapan nilai moral dan keputusan- keputusan yang ditetapkan untuk profesi
keperawatan
Prinsip Etik
1)
Respect (Hak untuk dihormati)
2)
Autonomy (hak pasien memilih): Hak
pasien untuk memilih treatment terbaik untuk dirinya
3)
Beneficence (Bertindak untuk keuntungan
orang lain/pasien). Kewajiban untuk melakukan hal tidak membahayakan pasien/
orang lain dan secara aktif berkontribusi bagi kesehatan dan kesejahteraan
pasiennya
4)
Non-Maleficence (utamakan-tidak
mencederai orang lain) kewajiban
perawat untuk tidak dengan sengaja menimbulkan kerugian atau cidera
Prinsip : Jangan membunuh, menghilangkan nyawa
orang lain, jangan menyebabkan nyeri atau penderitaan pada orang lain, jangan
membuat orang lain berdaya dan melukai perasaaan orang lain.
5)
Confidentiality (hak kerahasiaan)
menghargai kerahasiaan terhadap semua informasi tentang pasien/klien yang dipercayakan
pasien kepada perawat.
6)
Justice (keadilan) : kewajiban untuk
berlaku adil kepada semua orang. Perkataan adil sendiri berarti tidak memihak
atau tidak berat sebelah.
7)
Fidelity (loyalty/ketaatan) : Kewajiban
untuk setia terhadap kesepakatan dan bertanggungjawab terhadap kesepakatan yang
telah diambil.
Era modern , pelayanan kesehatan :
Upaya Tim (tanggungjawab tidak hanya pada satu profesi).
8)
Veracity (Truthfullness & honesty) :
Kewajiban untuk mengatakan kebenaran, Terkait erat dengan prinsip otonomi,
khususnya terkait informed-consen
Prinsip veracity mengikat pasien
dan perawat untuk selalu mengutarakan kebenaran.
ASUHAN KEPERAWATAN
VERTIGO
1.
PENGKAJIAN
1)
Data
Pasien :
Nama : Tn. R
Tempat, Tanggal Lahir : Semarang, 12 Januari 1974
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pekerjaan : Karyawan
Status perkawinan : Menikah
Status pendidikan : SLTA
2)
Riwayat
penyakit :
Keluhan
Utama :
Klien datang ke RS pada tanggal 14 Desember 2012 pukul 3 sore dengan keluhan
nyeri kepala tidak hilang sejak 2 hari yang lalu
Riwayat
Penyakit Sekarang :
Riwayat kesehatan menunjukkan klien tampak nyeri kepala, lesu,
cemas
Riwayat
Penyakit Dahulu :
Klien
mengatakan pernah mengalami penyakit yang di alaminya saat ini.
Riwayat
Kesehatan Keluarga :
Menurut pengakuan keluarga, dalam
keluarganya tidak ada yang mengalami penyakit yang sedang di derita pasien.
3) Pemeriksaan fisik
Pengkajian
pasien dengan vertigo (Doenges, 1999) meliputi :
a)
Aktivitas / istirahat
Letih,
lemah, malaise, keterbatasan gerak, ketegangan mata, kesulitan membaca,
insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala, sakit kepala yang
hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas (kerja) atau karena perubahan
cuaca.
b)
Sirkulasi
Riwayat
hypertensi, denyutan vaskuler, misal daerah temporal, pucat, wajah tampak
kemerahan
c)
Integritas ego
Faktor-faktor
stress emosional/lingkungan tertentu, perubahan ketidakmampuan, keputusasaan,
ketidakberdayaan depresi, kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan selama sakit
kepala, mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik)
d)
Makanan/cairan
Makanan
yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat, bawang, keju, alkohol,
anggur, daging, tomat, makan berlemak, jeruk, saus, hotdog, MSG (pada migrain),
mual/muntah, anoreksia (selama nyeri), penurunan berat badan
e)
Neurosensori
Pening,
disorientasi (selama sakit kepala), riwayat kejang, cedera kepala yang baru
terjadi, trauma, stroke, aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus, perubahan
visual, sensitif terhadap cahaya/suara yang keras, epitaksis, parastesia,
kelemahan progresif/paralysis satu sisi tempore, perubahan pada pola
bicara/pola pikir, mudah terangsang, peka terhadap stimulus, penurunan refleks
tendon dalam, papiledema.
f)
Nyeri/kenyamanan
Karakteristik
nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal migrain, ketegangan otot,
cluster, tumor otak, pascatrauma, sinusitis, nyeri, kemerahan, pucat pada
daerah wajah, fokus menyempit, fokus pada diri sendiri, respon emosional /
perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah, otot-otot daerah leher juga
menegang, frigiditas vokal.
g)
Keamanan
Riwayat
alergi atau reaksi alergi, demam (sakit kepala), gangguan cara berjalan,
parastesia, paralisis, drainase nasal purulent (sakit kepala pada gangguan
sinus).
h)
Seksualitas
Riwayat
hypertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga, penggunaan alkohol/obat
lain termasuk kafein, kontrasepsi oral/hormone, menopause.
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d Stress dan ketegangan, iritasi/ tekanan syaraf, vasospressor, peningkatan intracranial.
2. Koping individual tak efektif b.d ketidak-adekuatan relaksasi, metode koping tidak adekuat, kelebihan beban kerja.
3. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan kebutuhan
pengobatan b.d keterbatasan kognitif, tidak mengenal informasi dan kurang mengingat
BAB III
PENUTUP
Vertigo
adalah perasaan yang abnormal, mengenai adanya gerakan penderita sekitarnya
atau sekitarnya terhadap penderita; tiba-tiba semuanya serasa berputar atau
bergerak naik turun dihadapannya. Keadaan ini sering disusul dengan
muntah-muntah, bekringat, dan kolaps. Tetapi tidak pernah kehilangan kesadaran.
Sering kali disertai gejala-gejala penyakit telinga lainnya.
Vertigo dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk gangguan keseimbangan atau
gangguan orientasi di ruangan. Banyak system atau organ tubuh yang ikut
terlibat dalam mengatur dan mempertahankan keseimbangan tubuh kita.
Keseimbangan diatur oleh integrasi berbagai sistem diantaranya sistem
vestibular, system visual dan system somato sensorik ( propioseptik).
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. (terjemahan). Penerbit buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
Engram, Barbara. (1998). Rencana
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2
(terjemahan). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Volume I. (terjemahan).
Yayasan Ikatan Alumni
Pendidikan Keperawatan Pajajaran. Bandung.
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori dengan judul Sistem Neurobehavior. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL https://sitisobariyah19.blogspot.com/2013/10/sistem-neurobehavior.html. Terima kasih!
Ditulis oleh:
Siti Sobariyah - Jumat, 11 Oktober 2013
Belum ada komentar untuk "Sistem Neurobehavior"
Posting Komentar