Sistem Pencernaan

                 ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN DAN GASTROENTERITIS



    A.    Anatomi dan Fisiologi
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus.Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
a.       Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan.Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus.
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan.Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir.Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau.
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.
b.      Tenggorokan (Faring)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan.Berasal dari bahasa yunani yaitu Pharynk.Skema melintang mulut, hidung, faring, dan laring.Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang
c.       Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Sering juga disebut esofagus(dari bahasa Yunani: οiσω, oeso – “membawa”, dan έφαγον, phagus – “memakan”).Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang.Menurut histologi.Esofagus dibagi menjadi tiga bagian:
-          bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)
-          bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)
-          serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).
d.      Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai.Terdiri dari 3 bagian yaitu : Kardia, Fundus, Antrum.Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup.Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting :
-          Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung.Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak lambung.
-          Asam klorida (HCl)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
-          Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)

e.       Usus halus (usus kecil)
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.Lapisan usus halus ; lapisan mukosa (sebelah dalam), lapisan otot melingkar (M sirkuler), lapisan otot memanjang (M Longitidinal) dan lapisan serosa (Sebelah Luar). Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).
-          Usus dua belas jari (Duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum).Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz.
Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum.pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari.
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus.Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.
-          Usus Kosong (jejenum)
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum).Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong.Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus.Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner.Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri.Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti “lapar” dalam bahasa Inggris modern.Arti aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti “kosong”.
-          Usus Penyerapan (illeum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.
f.       Usus Besar (Kolon)
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum.Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.Usus besar terdiri dari :Kolon asendens (kanan), Kolon transversum, Kolon desendens (kiri), Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum). Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus.Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar.Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.
g.      Usus Buntu (sekum)
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”) dalam istilah anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil.Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.
h.      Umbai Cacing (Appendix)
Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu.Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing.Apendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi rongga abdomen).Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform appendix (atau hanya appendix) adalah hujung buntu tabung yang menyambung dengan caecum.
Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, Umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm. Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda – bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum.
i.        Rektum dan anus
Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”) adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses.Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens.Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh.Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus.Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar – BAB), yang merupakan fungsi utama anus.

        DEFINISI
·         Gastroenteritis merupakan suatu peradangan yang biasanya disebabkan baik oleh virus maupun bakteri pada traktus intestinal (Guyton & Hall, 2006).
·         Gastroenteritis atau diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari dengan atau tanpa lendir dalam tinja. Diare akut adalah diare yang timbul secara mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat (Mansjoer,dkk, 2000 dalam Wicaksono, 2011).
·         Gastroenteritis adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan normal yakni 100-200 ml sekali defekasi (Hendarwanto, 2003).
·         Menurut WHO (1980) gastroenteritis adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari.
·         Gastroenteritis ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 1997).
·         Gastroentritis ( GE ) adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (Sowden,et all.1996).
·         Jadi, kesimpulannya, gastroenteritis adalah peradangan pada lambung dan usus. Sedangkan diare adalah symtom dari gastroenteritis.

 ETIOLOGI
            Penyebab diare dibagi dalam beberapa factor yaitu:
1.          Infeksi
a.       Infeksi internal yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama pada anak yang disebabkan infeksi bakteri (E. Colli, Salmonella,Shigella, Vibrio dll) parasit (protozoa:E. hystolitica , G. lamblia; cacing:Askaris, trikurus; Jamur :kandida ) melalui fecal oral :makanan , minuman,yang tercemar tinja atau kontak langsung dengan tinja penderita
b.      Infeksi parenteral yaitu infeksi dari bagian tubuh lain di luar alat pencernaan seperti otitis media akut, tonsilofaringitis, infeksi parasit : cacing,protozoa, jamur.keadaan ini terjadi pada bayi dan anak umur dibawah 2 tahun.
2.          Malabsorsi
a.Mal absorpsi kalbohidrat, disakarida ( intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa). Pada bayi dan anak-anak yang terpenting dan tersering adalah intoleransi laktosa.
b. Mal absorpsi lemak
c. Mal absorpsi protein
3.          Makanan
      Makanan basi, baeracun, alergi terhadap makanan
4.          Psikologik
Rasa takut dan cemas walaupun jarang dapat menimbulkan diare terutama pada anak yang telah besar.

·         Dan jika ditinjau dari sudut patofisiologisnya, maka penyebab gastroenteritis akut (diare akut) ini dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu:

a. Diare Sekresi (secretory diarrhoea), disebabkan oleh:
1) Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen:
a) Infeksi bakteri misalnya Escherichia coli, Shigella dysentriae.
b) Infeksi virus misalnya Rotavirus, Norwalk.
c) Infeksi Parasit misalnya Entamoeba hystolitica, Giardiosis lambia.
2) Hiperperistaltik usus halus yang dapat disebabkan oleh bahan-bahan kimia, makanan, gangguan psikis (ketakutan, gugup), gangguan saraf, hawa dingin, alergi.
b. Diare Osmotik (Osmotic diarrhoea), disebabkan oleh :
1) Malabsorbsi makanan (karbohidrat, lemah, protein, vitamin dan mineral).
2) KKP (Kekurangan Kalori Protein).
3) BBLR (Bayi Berat Badan Lahir Rendah) dan bayi baru lahir. (Suharyono dkk.,1994 dalam Wicaksono, 2011).

  KLASIFIKASI

Diare dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
·         Ditinjau dari ada atau tidaknya infeksi, diare dibagi menjadi dua golongan:
a)      Diare infeksi spesifik : tifus dan para tifus, staphilococcus disentri basiler, dan
Enterotolitis nektrotikans.
b)  Diare non spesifik : diare dietetis.
·         Ditinjau dari organ yang terkena infeksi diare :
a)      Diare infeksi enteral atau infeksi di usus, misalnya: diare yang ditimbulkan
oleh bakteri, virus dan parasit.
b)      Diare infeksi parenteral atau diare akibat infeksi dari luar usus, misalnya: diare
karena bronkhitis.
·         Ditinjau dari lama infeksi, diare dibagi menjadi dua golongan yaitu:
a)      Diare akut
Diare yang terjadi karena infeksi usus yang bersifat mendadak, berlangsung cepat dan berakhir dalam waktu 3 sampai 5 hari. Hanya 25% sampai 30% pasien yang berakhir melebihi waktu 1 minggu dan hanya 5 sampai 15% yang berakhir dalam 14 hari.
b)      Diare kronik
diare kronik ádalah diare yang berlangsung 2 minggu atau lebih (Sunoto, 1990).

·         Berikut ini penjelasan berdasarkan tingkat dehidrasinya, yaitu:
Klasifikasi
Tanda dan Gejala
Tak ada dehidrasi
Tak ada tanda dan gejala dehidrasi :
-          Keadaan umum baik, sadar
-          Tanda vital (tekanan darah, suhu, nadi, pernapasan) dalam batas normal
Dehidrasi tak berat
Dua atau lebih tanda-tanda berikut :
-          Gelisah, rewel
-          Mata cekung
-          Air mata kurang
-          Haus (minum banyak)
-          Mulut dan bibir sedikit kering
-          Cubitan kulit perut kembali lambat
-          Tangan dan kaki hangat
Dehidrasi berat
Dua atau lebih tanda-tanda berikut :
-          Kondisi umum lemas
-          Kesadaran menurun – tidak sadar
-          Mata cekung
-          Air mata tidak ada
-          Tidak mampu untuk minum/minum lemah
-          Mulut dan bibir kering
-          Cubitan kulit perut kembali sangat lambat ( ≥ 2 detik)
-          Tangan dan kaki dingin

 PATOFISIOLOGI
Terlampir Gastroenteritis akut ditandai dengan muntah dan diare berakibat kehilangan cairan dan elektrolit. Penyebab utama gastroenteritis akut adalah virus (roba virus, adeno virus enterik, norwalk virus serta parasit (blardia lambia) patogen ini menimbulkan penyakit dengan menginfeksi sel-sel). Organisme ini menghasilkan enterotoksin atau kritotoksin yang merusak sel atau melekat pada dinding usus pada gastroenteritis akut. Usus halus adalah organ yang palilng banyak terkena.
            Gastroenteritis akut ditularkan melalui rute rektal, oral dari orang ke orang. Beberapa fasilitas perawatan harian yang meningkatkan resiko gastroenteritas dapat pula merupakan media penularan. Transpor aktif akibat rangsang toksin bakteri terhadap elektrolit ka dalam usus halus. Sel intestinal mengalami iritasi dan meningkatkan sekresi cairan dan elektrolit, mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal sehingga akan menurunkan area permukaan intestinal.
            Perubahan kapasitas intestinal dan terjadi gangguan absorpsi cairan dan elektrolit. Peradangan dapat mengurangi kemampuan intestinal mengabsorpsi cairan dan elektrolit hal ini terjadi pada sindrom mal absorpsi yang meningkatkan motilitas usus intestinal. Meningkatnya motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan gangguan dari absorbsi dan sekresi cairan dan elektroli yang berlebihan. Cairan potasium dan dicarbonat berpindah dari rongga ekstra seluler ke dalam tinja sehingga menyebabkan dehidrasi, kekurangan elektrolit dapat terjadi asidosis metebolik.(Suriadi,2004: 83)

            Iritasi usus oleh suatu patogen mempengaruhi lapisan mukosa usus sehingga terjadi produk sekretonik termasuk mukus. Iritasi mikroba juga mempengaruhi lapisan otot sehingga terjadi peningkatan motiltas menyebabkan banyak air dan elektrolit terbuang, karena waktu yang tersedia untuk penyerapan zat-zat tersebut di colon berkurang. (Corwin,2000:321)



MANIFSETASI KLINIS
a)      Diare yang berlangsung lama (berhari-hari atau berminggu-minggu) baik secara    menetap atau berulang à panderita akan mengalami penurunan berat badan.
b)      BAB  kadang bercampur dengan darah.
c)      Tinja yang berbuih.
d)     Konsistensi tinja tampak berlendir.
e)      Tinja dengan konsistensi encer bercampur dengan lemak
f)       Penderita merasakan sekit perut.
g)      Rasa kembung.
h)      Kadang-kadang demam.
i)        Berat badan menurun
j)        Malaise
k)      Muntah (umumnya tidak lama)
l)        Membran mukosa kering

KOMPLIKASI
  •  Dehidrasi berat, ketidakseimbangan elektrolit
  • Syok hipovolemik yang terdekompensasi ( hipotensi, asidosis metabolik, perfusi sistemik buruk).
  •  Kejang demam 
  •   Bakteremia
  • Malnutrisi
 Dari komplikasi Gastroentritis,tingkat dehidrasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
  • a.       Dehidrasi ringan
  •      Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit kurang elastis, suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok.
  • .      Dehidrasi Sedang.
  •     Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit buruk, suara serak, penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam.
  • c.       Dehidrasi Berat.
  •       Kehilangan cairan 8 - 10 % dari bedrat badan dengan gambaran klinik seperti tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai sianosis.

  • PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


1.      Pemeriksaan laboratorium.
a)      Pemeriksaan tinja.
b)      Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah astrup,bila memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan analisa gas darah atau astrup,bila memungkinkan.
c)      Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui pungsi ginjal.
d)     Pemeriksaan darah tepi lengkap (hemoglobin, hematokrit,leukosit)
e)      Pemeriksaan elisa untuk mendeteksi giardiasis
2.      Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum (EGD) untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara kuantitatif,terutama dilakukan pada penderita diare kronik.
3.      Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi, kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak membantu untuk evaluasi diare akut infeksi.
4.      foto X-Ray abdomen

D.    PENATALAKSANAAN MEDIS
1.      Pemberian cairan.
2.      Diatetik : pemberian makanan dan minuman khusus pada penderita dengan tujuan penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan :
a)      Memberikan asi.
b)     Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin,
    mineral dan makanan yang bersih.
c)      Obat-obatan.
o   Racecordil  adalah Anti diare yang ideal harus bekerja cepat, tidak menyebabkan konstipasi, mempunyai indeks terapeutik yang tinggi, tidak mempunyai efek buruk terhadap sistem saraf pusat, dan yang tak kalah penting, tidak menyebabkan ketergantungan.
o   Loperamide merupakan golongan opioid yang bekerja dengan cara emeperlambat motilitas saluran cerna dengan mempengaruhi otot sirkuler dan longitudinal usus.
o   Nifuroxazide adalah senyawa nitrofuran memiliki efek bakterisidal terhadap Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Streptococcus, Staphylococcus dan Pseudomonas aeruginosa. Nifuroxazide bekerja lokal pada saluran pencernaan.
o   Dioctahedral smectite (DS), suatu aluminosilikat nonsistemik berstruktur filitik, secara in vitro telah terbukti dapat melindungi barrier mukosa usus dan menyerap toksin, bakteri, serta rotavirus.
Keterangan:
Pemberian cairan,pada klien Diare dengan memperhatikan derajat dehidrasinya dan keadaan umum.
3.      cairan per oral.
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang,cairan diberikan peroral berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na,Hco,Kal dan Glukosa,untuk Diare akut diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan,atau sedang kadar natrium 50-60 Meq/I dapat dibuat sendiri (mengandung larutan garam dan gula ) atau air tajin yang diberi gula dengan garam. Hal tersebut diatas adalah untuk pengobatan dirumah sebelum dibawa kerumah sakit untuk mencegah dehidrasi lebih lanjut.
4.      Cairan parenteral
Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari berat badan atau ringannya dehidrasi,yang diperhitungkan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.


DAFTAR PUSTAKA

·         Cecily Lynn betz & Linda A.Gowden.2009. Buku Saku Keperawatan Pediatrik, ed.5. Jakarta : EGC
·         Marcellus simadibrata K, Daldiono.2009. Ilmu Penyakit Dalam, materi gastroenteritis (diare akut). Jakarta : Interna Publishing
·         Ngastiyah, 997, Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta
·         Price & Wilson 1995, Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Buku 1, Ed.4,   EGC, Jakarta
·         Soeparman & Waspadji, 1990, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Ed. Ke-3, BP FKUI, Jakarta.



Anda baru saja membaca artikel yang berkategori dengan judul Sistem Pencernaan. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL https://sitisobariyah19.blogspot.com/2013/10/sistem-pencernaan_1555.html. Terima kasih!
Ditulis oleh: Siti Sobariyah - Sabtu, 12 Oktober 2013

1 Komentar untuk "Sistem Pencernaan"

  1. Harrah's Hotel and Casino, Las Vegas, Nevada, US - Mapyro
    Harrah's Hotel and Casino, 사이트 추천 Las Vegas, 하남 출장샵 Nevada, 광주광역 출장샵 US. Map. Hotel Amenities · Walking distance to Harrah's. Rooms available · 목포 출장마사지 Photos available · 평택 출장안마 Popular

    BalasHapus